Ade
Lima Irmawati
Afifa
Cholifatul Aisyah
Agustin
Dwi Anggraeni
Agy
Avisha Angga Vita
Ajeng
Kusuma Wardani
Akstra
Argella Scelvina
Alina
Advensiani Wahyuni
Amelia
Rizky
Amira
Faris Fatin Afifa
Anggraini
Putri Wulan S.
Anis
Elisa
Anita
Ayu
Arika
Wahyu Rismawati
Arinda
Bekti Pamilia
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Asuhan kebidanan fisiologis kunjungan awal dan
kunjungan ulang “.
Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana hal-hal yang perlu dikaji dalam kunjungan awal dan ulang pada ibu
hamil. Makalah ini diharapkan agar pembaca dapat memahami pentingnya kunjungan
awal dan ulang terutama bagi kesejahteraan ibu dan janin.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Malang,
07 Juni
2012
( )
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Antenatal Care/ Asuhan antenatal
adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan
medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan
yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal
Care).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard
minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus
uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Karena pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan
ulang pada asuhan antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Sehingga penulis
membuat makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami pentingnya kunjungan
yang dilakukan.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kunjungan
awal dan ulang serta hal-hal yang dikaji dalam kunjungan tersebut.
1.3 Rumusan
Masalah
1.3.1
Apa
yang dimaksud dengan kunjungan awal?
1.3.2
Apa
saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal?
1.3.3
Apa
saja yang dimaksud dengan kunjungan ulang?
1.3.4
Apa
saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kunjungan Awal
Kunjungan
awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal
kehamilan hingga minggu ke-36.
Tujuan Kunjungan Awal:
z
Membina
hubungan saling percaya antara bidan dengan ibu.
z
Mendeteksi
masalah yang dapat diatasi
z
Mencegah
masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
z
Memulai
persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi
z
Mendorong
perilaku yang sehat.
2.2 Pengajian
Data Kesehatan Ibu Hamil
1.
Riwayat Kesehatan
Riwayat
kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah
diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat
kehamilan.
a.
Sosial
1). Kumpulan
keluarga
Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat
lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap
“keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh
dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal
ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan
sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil.
2). Situasi
tempat tinggal
Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah,
seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, daan jika
diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan
lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber
penyakit.
3).
Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien
berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan
pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
4).
Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan
tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai
individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya
potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel,
piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi.
Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung
silicon, talek, pelarut, dan logam berat, semua ini berpotensi membahayakan.
5). Pilihan
agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus
diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya
agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran,
perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus,
penggunaan produk darah.
6). Hewan
peliharaan
Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien. Hewan
peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.
7). Sumber
dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan. Pada
saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian ,
kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari
dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat
harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan
ini direncanakan atau tidak.
8). Sumber
stress
Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah
biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau
anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber utama stress anda saat ini?”
akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan
kehamilan klien.
9).
Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan
Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk
mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini
maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan :
a). Merokok
Kebanyakan wanita mengetahui bahwa mereka tidak boleh merokok pada masa
kehamilan meskipun mereka tidak mengetahui bahaya yang sebenarnya. Wanita yang
merokok pada masa kehamilan pertama dan melahirkan bayi sehat mungkin tidak
percaya bahwa merokok membawa resiko.
b). Alkohol
Masalah signifikan yang ditimbulkan oleh anak-anak yang mengalami sindrom
alcohol janin dan ganguan perkembangan saraf terkait-alkohol membuat klinis
wajib menanyakan asupan alcohol dan mengingatkan wanita efek potensial alcohol
jangka panging pada bayi yang dikandungnya.
c). Obat terlarang dan obat rekreasional
Mengidentifikasi penggunaanobat pada masa hamil sangat
penting, paling tidak untuk tiga alasan berikut : membantu wanita yang inin
berhenti merokok, mengidentifikasi janin dan bayi beresiko, dan
mengidentifikasi janin dan bayi berisiko, dan mengidentifikasi wnita beresiko
terinfeksi HIV. Wanita yang menggunakan obat-obatan tidak akan tertolong,
kecuali mereka diidentifikasi sejak awal. Identifikasi pemakaian obat dan
alcohol pada wanita hamil dapat mengubah hidup mereaka, hal ini berarti member
suatu kehidupan yang utuh bagi ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami
keterlambatan perkembangan, retadasi, atau bahkan kematian.
b. Riwayat Kebidanan
1). Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya
membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery-
EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan
menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan
mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus
Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari. Informasi tambahan tentang siklus
menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan.
Jika menstruasi lebih pendek atau lebih panging daripada normal, kemungkinan
wanita tersebut telah hamil saat terjadi pendarahan. Dan tentang haid meliputi
:menrache, haid teratur atau tidak dan sikulus, lamanya haid, banyaknya darah,
sifatnya darah( cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya), serta haid nyeri
atau tidak dan kapan haid terakhir.
2). Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu,
·
Kehamilan:
Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia
gravidarum.
·
Persalinan:
Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong oleh
siapa (bidan, dokter).
·
Nifas:
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
·
Anak:
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya
meninggal, berat badan waktu lahir.
3). Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi
hormonal dapat mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat
membantu “menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi
hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami
disebut “withdrawal bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika
IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak.
Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi
lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.
Pelepasan IUD menurunkan resiko
keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septic pada
pertengahan trimester. Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko
kehamilan ektopik. Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi
dan jenis kontrasepsi yang digunakan.
4). Riwayat obstetri
Informasi esensial tentang kehamilan
terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi
pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah
sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat
lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang
berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif,
terapeutik, dan kehamilan ektopik.
Adakah riwayat kehamilan atau
persalinan atau abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida /
para / abortus), berapa jumlah anak hidup.
Ada atau tidaknya masalah-masalah
pada kehamilan atau persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan,
kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara
persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat
badan lahir jika masih ingat. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas pada
kehamilan yang telah lalu,Riwayat hasil kehamilan , jumlah anak , usia dan
gender, menentukan status kehamilan sekarang.
5). Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta
pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah
dialami. Apabila penderita pernah diperiksa oleh dokter lain, tanyakan juga
hasil- hasil pemeriksaan dan pendapat dokter itu. Tidak jarang wanita di Indonesia
pernah memeriksakan dirinya diluar negri, dan membawa pulang hasil- hasil
pemeriksaan. Dan tanyakan apa pasien biasa mengalami keputihan atau amnorhea
dll.
6). Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang
lengkap karena riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis
dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :
a). Mengidentifikasi riwayat
penganiayaan seksual
b). Menawarkan informasi yang dapat
mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos
c). Menawarkan anjuran-anjuran untuk
memperbaiki fungsi seksual
d). Membuat rujukan apabila tercatat
disfungsi seksual atau masalah emosional.
c. Riwayat Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk
mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit genetic yang dapat
memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita
penyakit genetik. Informasi ini juga dapat mengidentifikasi latar belakang rasa
tau etnik yang diperlukan untuk melakukan pendekatan berdasarkan pertimbangan
budaya atau untuk mengetahui penyakit organic yang memiliki komponen herediter.
Tenaga kesehatan juga harus menentukan apakah :
1). Terdapat riwayat penyakit psikiatri (termasuk depresi) atau
penyalahgunaan obat dan alcohol.
2). Ibu atau saudara perempuan klien pernah mengalami pre-eklampsia.
3). Ibu klien mengonsumsi DES saat klien berada dalam kandungan.
a). Latar
belakang etnis
Ras, etnis dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan
perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau
keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada
populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut
diwajibkan menjalani skring genetik.
b). Kepekaan
budaya
Kepekaan budaya dimulai dari hati tenaga kesehatan yang mudah-mudahan
menghargai kebiasaan, perspektif, dan pendekatan kehidupan wanita dengan
tradisi yang berbeda-beda.
c). Dukungan
dari keluarga
Kehamilan yang direncanakan atau tidak
d. Penyakit
1). Penyakit
Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau
dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya
diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang
kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi
kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru
dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).
2). Human
Papilloma Virus (HPV)
Adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata,
kadang-kadang disebut kutil venereal. Kutil ini biasanya ditemukan di seviks
dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna. Selama
masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan
mengoleskan salep teratogenik. Terapi laser yang digunakan pada wanita tidak
hamil dapat menyebabkan perdarahan hebat pada wanita hamil, untuk itu
menanganan yang cepat dapat menghilangkan resiko kanker serviks walaupun kutil
tersebut mungkin tumbuh dari suatu kutil kecil yang dengan mudah mudah
disingkirkan oleh kepala bayi yang keluar saat proses persalinan.
3). Penyakit
Radang Panggul
Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan
karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat(Oregon health
division, 1995). Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat
penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan bahwa
kehamilan terjadi di uterus.
2. Pemeriksaan
Fisik
Pada
kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering
mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran
tubuh yang menunjukkan gannguan genetic. Pemeriksaan harus mencakup penetapan
tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan
kulit; kelenjar tiroid; jantung; paru; payudara; ekstremitas; dan abdomen,
serta pemeriksaan pelvis.
1.
Tinggi Badan
Tubuh yang
pendek dapat menjadi indikator gannguan genetik. Karena tinggi yang pasti
sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring
peningkatan usia wanita, tinggi badan harus
diukur pada saat kunjungan awal.
2. Berat
Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan
awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan
untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat.
3. Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat
penting pada masa hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu
dan bayi. Pada kehamilan normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi
ini menetap sepanjang trimester kedua dan kemudian mulai kembali ke TD sebelum
hamil. Seluruh tekanan darah pada wanita hamil harus diukur pada posisi duduk.
Pengukuran harus dilakukan pada lengan yang sama terutama lengan kanan untuk
memperoleh hasil pengukuran yang konsisten. Wanita yang tekanan darahnya
sedikit meningkat di awal pertengahan kehamilan mungkin mengalami hipertensi
kronis atau, jika wanita tersebut adalah nulipara dengan sistolik lebih dari
120 mmHg, ia berisiko mengalami preeklampsia.
4. Nadi
Denyut nadi maternal sedikit
meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit (dpm).
Curigai hipotiroidisme jika denyut naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya
eksoflatmia dan hiperrefleksia yang menyertai.
5. Refleks
Terutama reflex lutut. Reflex lutut
negative pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf.
6. Pemeriksaan Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi
pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan
putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna
kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan
bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di
telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda sifilis. Jaringat parut
menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada kasus yang jarang,
menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik.
7. Pemeriksaan kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid sedikit membesar
selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas.
Namun, perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan
setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme sulit
dideteksi selama masa hamil karena banyak gejala hipotiroidisme, yakni
keletihan, penambahan berat, dan kostipasi, yang menyerupai gejala-gejala
kehamilan.
8. Pemeriksaan Paru
Pemerikasaan paru harus mencakup
observasi sesak nafas, napas dangkal, napas cepat, pernapasan yang tidak
teratur, mengi, batuk, dan dispnea. Pemeriksaan paru biasanya merupakan
tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau
pneumonia.
9. Pemeriksaan Jantung
Pada akhir kehamilan, 45% volume
darah wanita hamil lebih tinggi dari pada volume darah wanita tidak hamil
(Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan
melindungi ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak hamil,
murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang asimptomatik, murmur
derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan. Apabila murmur sistolik lebih
dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia
dana yang cukup.
10. Pemeriksaan Payudara
Payudara harus diperiksa umtuk
mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat mengganggu
proses menyusui. Pastikan anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika
klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes “protaklitas” harus menjadi bagian
pemeriksaan payudara pada wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan
baik.
a. Putting Susu yang Datar dan Inversi
“Breast Shell”, alat yang digunakan
untuk menarik puting susu yang melesak kedalam, mulai digunakan pada minggu
ke-28 kehamilan. Wanita yang memiliki payudara besar hampir selalu memiliki
puting susu datar dan hal ini disebabkan berat payudara tersebut. Breast shell
untuk putting susu yang datar tidak perlu digunakan pada periode prenatal.
b. Agenesis Mamaria
Salah satu kondisi yang menghalangi
proses menyusui ialah agenesis mamaria, yaitu tidak adanya jaringan payudara.
Pada pemriksaan awal, wanita yang mengalami agenesis mamaria disebut “dada
rata”. Palpasi dan pemeriksaan yang saksama akan membantu menegakkkan
diagnosis. Wanita yang mengalami agenesis mamaria akan menghasilkan ssejumlah
kecil kolostrum dan air susu, tetapi jumlah tersebut tidak akan cukup untuk
menyusui bayi.
c. Augmentasi dan Reduksi Payudara
Wanita yang menjalani reduksi
payudara atau pembedahan augmentasi payudara akan mengalami masalah menyusui.
Prosedur pembedahan reduksi payudara terdahulu dilakukan melalui penanaman
kembali putting sehingga secra anatomi putting tampak pas. Sayangnya, saraf
yang menuju ke areola dan putting sering terpotong sehingga mengganggu
pengiriman pesan dari payudara keotak. Wanita yang pernah menjalani pembedahan
semacam ini memprosuksi kolostrum dan air susu dalam jumlah yang biasanya tidak
mencukupi. Penambahan berat badan bayi harus dipantau ketat. Kemungkinan
pemberian makanan tambahan diperlukan untuk dipadukan dengan menyusui.
d. Metode Menyusui dan Pemeriksaan Payudara
Saat melakukan pemeriksaan payudara,
klinisi memiliki kesempatan untuk menanyakan apakah wanita berencana menyusui
bayinya. Hanya jika ibu mengonsumsi makanan yang bergizi, air susu, dianggap
makanan yang paling baik bagi bayi. Beberapa wanita merasa tidak nyaman jika
harus menyusui karena mereka menganggap menyusui adalah kegiatan yang membuat
mereka merasa malu, nyeri, repot, dan menghabiskan energi serta waktu.
Sedangkan wanita yang lain tidak ingin kehidupannya terkait karena keberadaan
bayi atau menganggap pasangannya akan tidak berpartisipasi dalam perawatan
bayi. Apabila klien pernah gagal menyusui, alasan keengganannya untuk kembali
mencoba menyusui lebih mudah dipahami. Kegagalan tersebut mungkin berhubungan
dengan kurangnya dukungan dan bantuan yang ia dapatkan perawatan.
e. Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen di pertengan
awal kehamilan harus dilakukan secara menyeluruh jika kondisi uterus yang
membesar memungkinkan. Evaluasi adanya nyeri tekan, massa, hernia, pembesaran
hati, dan kelenjar getah bening. Seiring kemajuan kehamilan, semakin sulit
meraba organ lain seklain uterus. Perhatian khusus pada abdomen wanita hamil
meliputi denyut jantung janin, tinggi fundus, dan presentasi janin.
11. Denyut
Jantung Janin
Dengan menggunakan stetoskop
monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan
4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan
ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari
B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan
di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung
anak dekat pada kepala.
Pada presentasi biasa (letak
kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagian-bagian anak
belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas
sympisis.
Yang dapat diketahui dari
bunyi jantung janin adalah :
1. Dari
adanya detak jantung janin:
Ë tanda pasti kehamilan
Ë anak hidup
2. Dari
tempat bunyi jantung janin terdengar:
Ë presentasi anak
Ë positio anak(kedudukan punggung)
Ë sikap anak (habitus)
Ë adanya anak kembar
Kalau bunyi jantung
terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan
setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang).
Kalau bunyi jantung terdengar
sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka
punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan
bagiab-bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan
bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.
Pada anak kembar bunyi jantung
terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang
berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit). Dari sifat bunyi jantung anak:
dari sifat bunyi jantung anak
kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung
nya teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit.
Kalau bunyi jantung kurang dari
120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan
asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung DJJ adalah dengan
mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik
|
5 detik
|
5 detik
|
Kesimpulan
|
11
|
12
|
11
|
- 4
(11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
|
10
|
14
|
9
|
- 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin asphyxia
|
8
|
7
|
8
|
- 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.
|
12. Non stress test (NST)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal
juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration
determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ,
variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
Tehnik pemeriksaan NST : 1.
Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini
berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya
hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu,
nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan,
tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3.
Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: · Menanyakan kepada pasien. ·
Melakukan palpasi abdomen. · Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram
(kertas KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan
janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau
bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan
membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).
5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm). 6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan
apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7. Perhatikan variabilitas
DJJ (normal antara 5 – 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
Interpretasi
NST
1. Reaktif:
Í Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan
akselerasi sedikitnya 15 dpm.
Í Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
Í Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2. Non-reaktif:
Í Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi
pada gerakan janin.
Í Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160
dpm).
Í Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3. Meragukan:
Í Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi
yang kurang dari 15 dpm.
Í Frekuensi dasar djj abnormal.
Í Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya
diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas
95% – 99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek
(kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum),
dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu
24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai
sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi
lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama
tidak ada kontraindikasi.
13. Amniosentesis
Amniosintesis adalah metode
untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang
steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus.
Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis
kelamin dan kesehatan fetus. Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta
harus ditetapkan sebelum amniosentesis.
Kajian-kajian berikutnya akan
dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai
18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3
minggu. Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari
hasil yang terlalu lama ini.
3. Jadwal
Kunjungan
Kunjungan I: sebelum minggu ke-14 ( TM I)
Kunjungan II: sebelum MInggu ke-28 (TM II)
Kunjungan III: minggu 28-36 (TM III)
Kunjungan IV: setelah minggu ke-36 (TM III)
2.3 Pengertian
Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang yaitu setiap kali
kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama.
Kunjungan
ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu sekali sampai umur 28 minggu.
Selanjutnya tiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan 36 minggu dan
setiap minggu sampai bersalin.
Tujuan Kunjungan:
z
Pendeteksian
Komplikasi_komplikasi
z
Mempersiapkan
kelahiran dan kegawatdaruratan
z
Pemeriksaan
fisik yang terfokus
2.4
Pengkajian
Kunjungan Ulang
1)
Pihak Ibu
Riwayat
kehamilan sekarang
{ Setiap
masalah atau tanda-tanda bahaya : perdarahan vagina, sakit kepala yang hebat,
perubahan visual secara tiba-tiba, nyeri abdomen yang hebat, bengkak pada muka/
tangan, gerak janin berkurang.
{ Keluhan-keluhan
lazim kehamilan : pegel-pegel, kram pada kaki, sering kencing, pigmentasi
kulit, sembelit.
{ Kekhawatiran-kekhawatiran
lain : apakah bayi yang dikandungnya sehat, melahirkan itu sakit.
{ Perasaan ibu
pada kunjungan sekarang.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi
pemeriksaan tekanan darah; berat badan; tinggi fundus uteri (tafsiran berat
janin); auskultasi (mengetahui denyut jantung janin); palpasi abdominal untuk
mendeteksi kehamilan ganda (setelah UK 28 minggu); manuver Leopold untuk
mendeteksi kedudukan abnormal (setelah 36 minggu).
Pemeriksaan
keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum meliputi
penampilan; sikap tubuh dan emosi ibu.
2)
Pihak Bayi
Pada bayi yang perlu dikaji adalah gerakan janin; denyut jantung janin
(DJJ), dilakukan setelah UK 12 minggu; tafsiran berat janin (TBJ); letak dan
presentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul); kehamilan kembar/ tunggal.
Cara melakukmenentukan presentasi letak ialah
menurut leopodl yang terdiri atas 4 bagian :
Ø Leopold I
- Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah muka
penderita
- Rahim dibawa ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan.
- Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang
bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri.
Ø Leopold II
- Kedua
tangan pindah ke samping
- Tentukan
dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak yang memberikan
rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil yang biasanya terletak
bertentangan dengan fihak yang member rintangan yang terbesar.
-
Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang.
Ø Leopold III
-
Dipergunakan satu tangan saja
- Bagian
bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
- Cobalah
bapakah bagian bawah masih dapat diigoyangkan. Leopold III untuk menentukan apa
yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum
terpegang oleh Pintu atas panggul.
Ø Leoplod IV
- Pemeriksa
berubah sikapnya ialah melihat kea rah kaki penderita.
- Dengan
kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
- Ditentukan
apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul, dan berapa masuknya
bagian bawah ke dalam ronggga panggul.
- Jika kita
rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari krpala yang
masih teraba dari luar.
Jadi,
Leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya
bagian bawah kedalam rongga panggul.
Laboratorium
Pemeriksaan penunjang laboratorium
yang dapat dilakukan pada kunjungan ulang antenatal adalah : Hemoglobin (Hb),
hematokrit (Hmt); STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang;
Kultur untuk gonokokus; Protein urin; Gula dalam darah; VDRL
3). Pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta
Kegawatdaruratan
1. Memberitahu
ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami.
2. Menanyakan
pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan anti tetanus.
3. Ajarkan ibu
mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB, latihan/ olahraga
ringan, istirahat, nutrisi.
4. Diskusikan
mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan.
5. Ajari ibu
tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika menemukan
tanda bahaya.
6. Jadwalkan
kunjungan berikutnya.
7. Mencatat
kunjungan dengan SOAP.
BAB III
KESIMPULAN
Kunjungan
awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal
kehamilan hingga minggu ke-36.
Data
pengajian yang harus dilakukan pada kunjungan awal adalah riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik dan jadwal kunjungan.
Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal
yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama.
Hal-hal yang
dikaji dalam kunjungan ulang antara lain pemeriksaan pada ibu, pemeriksaan pada
janin serta pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta
Kegawatdaruratan.
DAFTAR PUSTAKA
Pantikawati,
Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika
If you're looking to lose pounds then you absolutely have to jump on this totally brand new custom keto plan.
BalasHapusTo create this service, certified nutritionists, fitness couches, and professional cooks joined together to provide keto meal plans that are productive, painless, economically-efficient, and fun.
Since their first launch in January 2019, 100's of people have already remodeled their figure and health with the benefits a professional keto plan can provide.
Speaking of benefits; clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones given by the keto plan.