07 Juni 2013

MAKALAH Kunjunagan Antenatal Care



ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
KUNJUNGAN AWAL DAN ULANG

NAMA KELOMPOK:

Ade Lima Irmawati
Afifa Cholifatul Aisyah
Agustin Dwi Anggraeni
Agy Avisha Angga Vita
Ajeng Kusuma Wardani
Akstra Argella Scelvina
Alina Advensiani Wahyuni
Amelia Rizky
Amira Faris Fatin Afifa
Anggraini Putri Wulan S.
Anis Elisa
Anita Ayu
Arika Wahyu Rismawati
Arinda Bekti Pamilia



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
2012


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan kebidanan fisiologis kunjungan awal dan kunjungan ulang “.
Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana hal-hal yang perlu dikaji dalam kunjungan awal dan ulang pada ibu hamil. Makalah ini diharapkan agar pembaca dapat memahami pentingnya kunjungan awal dan ulang terutama bagi kesejahteraan ibu dan janin.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah.  
Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.







                                                                                                      Malang,  07 Juni 2012


                                                                                                   (                                            )


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Antenatal Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).
Pelayanan antenatal merupakan  pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Karena pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan ulang pada asuhan antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Sehingga penulis membuat makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami pentingnya kunjungan yang dilakukan.

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kunjungan awal dan ulang serta hal-hal yang dikaji dalam kunjungan tersebut.

1.3  Rumusan Masalah
1.3.1        Apa yang dimaksud dengan kunjungan awal?
1.3.2        Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal?
1.3.3        Apa saja yang dimaksud dengan kunjungan ulang?
1.3.4        Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kunjungan Awal
            Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36.
Tujuan Kunjungan Awal:
z  Membina hubungan saling percaya antara bidan dengan ibu.
z  Mendeteksi masalah yang dapat diatasi
z  Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
z  Memulai persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi
z  Mendorong perilaku yang sehat.

2.2  Pengajian Data Kesehatan Ibu Hamil
1.      Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan.
a.         Sosial
1). Kumpulan keluarga
Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap “keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil.
2). Situasi tempat tinggal
Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, daan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit.
3). Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
4). Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silicon, talek, pelarut, dan logam berat, semua ini berpotensi membahayakan.
5). Pilihan agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
6). Hewan peliharaan
Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien. Hewan peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.
7). Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan. Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak.


8). Sumber stress
Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber utama stress anda saat ini?” akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan klien.
9). Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan
Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan :
a). Merokok
Kebanyakan wanita mengetahui bahwa mereka tidak boleh merokok pada masa kehamilan meskipun mereka tidak mengetahui bahaya yang sebenarnya. Wanita yang merokok pada masa kehamilan pertama dan melahirkan bayi sehat mungkin tidak percaya bahwa merokok membawa resiko.
b). Alkohol
Masalah signifikan yang ditimbulkan oleh anak-anak yang mengalami sindrom alcohol janin dan ganguan perkembangan saraf terkait-alkohol membuat klinis wajib menanyakan asupan alcohol dan mengingatkan wanita efek potensial alcohol jangka panging pada bayi yang dikandungnya.
c). Obat terlarang dan obat rekreasional
Mengidentifikasi penggunaanobat pada masa hamil sangat penting, paling tidak untuk tiga alasan berikut : membantu wanita yang inin berhenti merokok, mengidentifikasi janin dan bayi beresiko, dan mengidentifikasi janin dan bayi berisiko, dan mengidentifikasi wnita beresiko terinfeksi HIV. Wanita yang menggunakan obat-obatan tidak akan tertolong, kecuali mereka diidentifikasi sejak awal. Identifikasi pemakaian obat dan alcohol pada wanita hamil dapat mengubah hidup mereaka, hal ini berarti member suatu kehidupan yang utuh bagi ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan perkembangan, retadasi, atau bahkan kematian.
b. Riwayat Kebidanan
1). Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery- EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.  Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan. Jika menstruasi lebih pendek atau lebih panging daripada normal, kemungkinan wanita tersebut telah hamil saat terjadi pendarahan. Dan tentang haid meliputi :menrache, haid teratur atau tidak dan sikulus, lamanya haid, banyaknya darah, sifatnya darah( cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya), serta haid nyeri atau tidak dan kapan haid terakhir.
2). Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu,
·         Kehamilan:
Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum.
·         Persalinan:
Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter).
·         Nifas:
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
·         Anak:
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir.
3). Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu “menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut “withdrawal bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.
Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septic pada pertengahan trimester. Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan ektopik. Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan.
4). Riwayat obstetri
Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.
Adakah riwayat kehamilan atau persalinan atau abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup.
Ada atau tidaknya masalah-masalah pada kehamilan atau persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas pada kehamilan yang telah lalu,Riwayat hasil kehamilan , jumlah anak , usia dan gender, menentukan status kehamilan sekarang.
5). Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. Apabila penderita pernah diperiksa oleh dokter lain, tanyakan juga hasil- hasil pemeriksaan dan pendapat dokter itu. Tidak jarang wanita di Indonesia pernah memeriksakan dirinya diluar negri, dan membawa pulang hasil- hasil pemeriksaan. Dan tanyakan apa pasien biasa mengalami keputihan atau amnorhea dll.
6). Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :
a). Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual
b). Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos
c). Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual
d). Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional.
c. Riwayat Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik. Informasi ini juga dapat mengidentifikasi latar belakang rasa tau etnik yang diperlukan untuk melakukan pendekatan berdasarkan pertimbangan budaya atau untuk mengetahui penyakit organic yang memiliki komponen herediter.
Tenaga kesehatan juga harus menentukan apakah :
1). Terdapat riwayat penyakit psikiatri (termasuk depresi) atau penyalahgunaan obat dan alcohol.
2). Ibu atau saudara perempuan klien pernah mengalami pre-eklampsia.
3). Ibu klien mengonsumsi DES saat klien berada dalam kandungan.
a). Latar belakang etnis
Ras, etnis dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skring genetik.
b). Kepekaan budaya
Kepekaan budaya dimulai dari hati tenaga kesehatan yang mudah-mudahan menghargai kebiasaan, perspektif, dan pendekatan kehidupan wanita dengan tradisi yang berbeda-beda.
c). Dukungan dari keluarga
Kehamilan yang direncanakan atau tidak
d. Penyakit
1). Penyakit Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).
2). Human Papilloma Virus (HPV)
Adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal. Kutil ini biasanya ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna. Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan mengoleskan salep teratogenik. Terapi laser yang digunakan pada wanita tidak hamil dapat menyebabkan perdarahan hebat pada wanita hamil, untuk itu menanganan yang cepat dapat menghilangkan resiko kanker serviks walaupun kutil tersebut mungkin tumbuh dari suatu kutil kecil yang dengan mudah mudah disingkirkan oleh kepala bayi yang keluar saat proses persalinan.
3). Penyakit Radang Panggul
Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat(Oregon health division, 1995). Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.

2.      Pemeriksaan Fisik
Pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gannguan genetic. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit; kelenjar tiroid; jantung; paru; payudara; ekstremitas; dan abdomen, serta pemeriksaan pelvis.
1.      Tinggi Badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring
 peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.

2. Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat.
3. Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada kehamilan normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini menetap sepanjang trimester kedua dan kemudian mulai kembali ke TD sebelum hamil. Seluruh tekanan darah pada wanita hamil harus diukur pada posisi duduk. Pengukuran harus dilakukan pada lengan yang sama terutama lengan kanan untuk memperoleh hasil pengukuran yang konsisten. Wanita yang tekanan darahnya sedikit meningkat di awal pertengahan kehamilan mungkin mengalami hipertensi kronis atau, jika wanita tersebut adalah nulipara dengan sistolik lebih dari 120 mmHg, ia berisiko mengalami preeklampsia.
4. Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia yang menyertai.
5. Refleks
Terutama reflex lutut. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf.
6. Pemeriksaan Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda sifilis. Jaringat parut menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada kasus yang jarang, menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik.

7. Pemeriksaan kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme sulit dideteksi selama masa hamil karena banyak gejala hipotiroidisme, yakni keletihan, penambahan berat, dan kostipasi, yang menyerupai gejala-gejala kehamilan.
8. Pemeriksaan Paru
Pemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas dangkal, napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan dispnea. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia.
9. Pemeriksaan Jantung
Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi dari pada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang asimptomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan. Apabila murmur sistolik lebih dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup.
10. Pemeriksaan Payudara
Payudara harus diperiksa umtuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes “protaklitas” harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik.
a. Putting Susu yang Datar dan Inversi
“Breast Shell”, alat yang digunakan untuk menarik puting susu yang melesak kedalam, mulai digunakan pada minggu ke-28 kehamilan. Wanita yang memiliki payudara besar hampir selalu memiliki puting susu datar dan hal ini disebabkan berat payudara tersebut. Breast shell untuk putting susu yang datar tidak perlu digunakan pada periode prenatal.
b. Agenesis Mamaria
Salah satu kondisi yang menghalangi proses menyusui ialah agenesis mamaria, yaitu tidak adanya jaringan payudara. Pada pemriksaan awal, wanita yang mengalami agenesis mamaria disebut “dada rata”. Palpasi dan pemeriksaan yang saksama akan membantu menegakkkan diagnosis. Wanita yang mengalami agenesis mamaria akan menghasilkan ssejumlah kecil kolostrum dan air susu, tetapi jumlah tersebut tidak akan cukup untuk menyusui bayi.
c. Augmentasi dan Reduksi Payudara
Wanita yang menjalani reduksi payudara atau pembedahan augmentasi payudara akan mengalami masalah menyusui. Prosedur pembedahan reduksi payudara terdahulu dilakukan melalui penanaman kembali putting sehingga secra anatomi putting tampak pas. Sayangnya, saraf yang menuju ke areola dan putting sering terpotong sehingga mengganggu pengiriman pesan dari payudara keotak. Wanita yang pernah menjalani pembedahan semacam ini memprosuksi kolostrum dan air susu dalam jumlah yang biasanya tidak mencukupi. Penambahan berat badan bayi harus dipantau ketat. Kemungkinan pemberian makanan tambahan diperlukan untuk dipadukan dengan menyusui.
d. Metode Menyusui dan Pemeriksaan Payudara
Saat melakukan pemeriksaan payudara, klinisi memiliki kesempatan untuk menanyakan apakah wanita berencana menyusui bayinya. Hanya jika ibu mengonsumsi makanan yang bergizi, air susu, dianggap makanan yang paling baik bagi bayi. Beberapa wanita merasa tidak nyaman jika harus menyusui karena mereka menganggap menyusui adalah kegiatan yang membuat mereka merasa malu, nyeri, repot, dan menghabiskan energi serta waktu. Sedangkan wanita yang lain tidak ingin kehidupannya terkait karena keberadaan bayi atau menganggap pasangannya akan tidak berpartisipasi dalam perawatan bayi. Apabila klien pernah gagal menyusui, alasan keengganannya untuk kembali mencoba menyusui lebih mudah dipahami. Kegagalan tersebut mungkin berhubungan dengan kurangnya dukungan dan bantuan yang ia dapatkan perawatan.
e. Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen di pertengan awal kehamilan harus dilakukan secara menyeluruh jika kondisi uterus yang membesar memungkinkan. Evaluasi adanya nyeri tekan, massa, hernia, pembesaran hati, dan kelenjar getah bening. Seiring kemajuan kehamilan, semakin sulit meraba organ lain seklain uterus. Perhatian khusus pada abdomen wanita hamil meliputi denyut jantung janin, tinggi fundus, dan presentasi janin.
11. Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala.
Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis.
Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah :
1.      Dari adanya detak jantung janin:
Ë tanda pasti kehamilan
Ë anak hidup
2.      Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:
Ë presentasi anak
Ë positio anak(kedudukan punggung)
Ë sikap anak (habitus)
Ë adanya anak kembar
Kalau bunyi  jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang).
Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.
Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit). Dari sifat bunyi jantung anak:
dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit.
Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik
5 detik
5 detik
Kesimpulan
11
12
11
-        4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
10
14
9
- 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur  dan janin asphyxia
8
7
8
- 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.

12. Non stress test (NST)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
Tehnik pemeriksaan NST : 1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: · Menanyakan kepada pasien. · Melakukan palpasi abdomen. · Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut). 5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm). 6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
Interpretasi NST
1. Reaktif:
Í Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
Í Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
Í  Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2. Non-reaktif:
Í  Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin.
Í Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
Í  Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3. Meragukan:
Í  Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
Í  Frekuensi dasar djj abnormal.
Í  Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
13.  Amniosentesis
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus. Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus. Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis.
Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu. Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.

3.      Jadwal Kunjungan
Kunjungan I: sebelum minggu ke-14 ( TM I)
Kunjungan II: sebelum MInggu ke-28 (TM II)
Kunjungan III: minggu 28-36 (TM III)
Kunjungan IV: setelah minggu ke-36 (TM III)


2.3  Pengertian Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama.
Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu sekali sampai umur 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin.
Tujuan Kunjungan:
z  Pendeteksian Komplikasi_komplikasi
z  Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan
z  Pemeriksaan fisik yang terfokus

2.4  Pengkajian Kunjungan Ulang
1)      Pihak Ibu
Riwayat kehamilan sekarang
{  Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya : perdarahan vagina, sakit kepala yang hebat, perubahan visual secara tiba-tiba, nyeri abdomen yang hebat, bengkak pada muka/ tangan, gerak janin berkurang.
{  Keluhan-keluhan lazim kehamilan : pegel-pegel, kram pada kaki, sering kencing, pigmentasi kulit, sembelit.
{  Kekhawatiran-kekhawatiran lain : apakah bayi yang dikandungnya sehat, melahirkan itu sakit.
{  Perasaan ibu pada kunjungan sekarang.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tekanan darah; berat badan; tinggi fundus uteri (tafsiran berat janin); auskultasi (mengetahui denyut jantung janin); palpasi abdominal untuk mendeteksi kehamilan ganda (setelah UK 28 minggu); manuver Leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal (setelah 36 minggu).
Pemeriksaan keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum meliputi penampilan; sikap tubuh dan emosi ibu.
2)      Pihak Bayi
Pada bayi yang perlu dikaji adalah gerakan janin; denyut jantung janin (DJJ), dilakukan setelah UK 12 minggu; tafsiran berat janin (TBJ); letak dan presentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul); kehamilan kembar/ tunggal.
Cara melakukmenentukan presentasi letak ialah menurut leopodl yang terdiri atas 4 bagian :
Ø  Leopold I
- Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah muka penderita
- Rahim dibawa ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan.
- Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri.
Ø  Leopold II
- Kedua tangan pindah ke samping
- Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak yang memberikan rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang member rintangan yang terbesar.
- Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang.
Ø  Leopold III
- Dipergunakan satu tangan saja
- Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
- Cobalah bapakah bagian bawah masih dapat diigoyangkan. Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh Pintu atas panggul.
Ø  Leoplod IV
- Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kea rah kaki penderita.
- Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam ronggga panggul.
- Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari krpala yang masih teraba dari luar.
Jadi, Leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
Laboratorium
Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada kunjungan ulang antenatal adalah : Hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt); STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang; Kultur untuk gonokokus; Protein urin; Gula dalam darah; VDRL
3). Pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta Kegawatdaruratan
1.      Memberitahu ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami.
2.      Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan anti tetanus.
3.      Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB, latihan/ olahraga ringan, istirahat, nutrisi.
4.      Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan.
5.      Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika menemukan tanda bahaya.
6.      Jadwalkan kunjungan berikutnya.
7.      Mencatat kunjungan dengan SOAP.

BAB III
KESIMPULAN
*      Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36.
*      Data pengajian yang harus dilakukan pada kunjungan awal adalah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan jadwal kunjungan.
*      Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama.
*      Hal-hal yang dikaji dalam kunjungan ulang antara lain pemeriksaan pada ibu, pemeriksaan pada janin serta pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta Kegawatdaruratan.


DAFTAR PUSTAKA
Pantikawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika