16 Mei 2013

SISTEM ENDOKRIN



ANATOMI FISIOLOGI
Sistem Endokrin










OLEH :
Agy Avisha Angga Vita
Ajeng Kusuma W.
Anggraini Putri Wulan Sari
Arika Wahyu Rismawati
Dina Febrianti
Dwi Suprapti


TULIP A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
D III KEBIDANAN
TA 2011/2012
SOAL:
1.      Sebutkan dan jelaskan cara kerja hormon oksitosin !
2.      Sebutkan dan jelaskan hormon steroid !
3.      Sebutkan dan jelaskan klasifikasi hormon dan contoh !
4.      Klasifikasikan aktifitas biologis dan efek steroid seks !
5.      Sebutkan macam-macam kelenjar endokrin dan fungsi utama dalam sistem endokrin !
JAWABAN:
1)      Oksitosin adalah hormon yang bertanggungjawab untuk merangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan. Bagi perempuan yang mengalami kontraksi lambar, tetesan oksitosin dapat digunakan untuk membantu kontraksi lebih kuat dan teratur. Selain itu, hormone oksitosin juga memainkan peranan penting saat setelah proses melahirkan. Yakni, merangsang rahim berkontraksi lagi untuk mengeluarkan plasenta.
Pelepasan hormon oksitosin berlangsung secara alami, namun terdapat suatu cara untuk mendorongnya lebih cepat. Diantaranya, melalui proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Meletakkan bayi di atas perut ibu, agar bayi mencari payudara ibunya sendiri, dapat merangsang pelepasan oksitosin. Sehingga, wanita disarankan untuk melakukannya secepat mungkin setelah melahirkan, untuk membantu keluarnya plasenta. Jika plasenta gagal keluar, ibu akan diberikan hormon sintetis yang mereplikasi efek oksitosin untuk membantu rahim berkontraksi.
Oksitosin  juga memainkan peranan penting di luar proses melahirkan. Setiap kali menyusui, ibu akan melepaskan hormone oksitosin yang menyebabkan ibu mengeluarkan putting susu ke mulut bayi. Hal ini, akan membantu rahim menciut dan kembali ke ukuran normal.
Bersama dengan faktor-faktor lainnya, oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI.

v  Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan:
• kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin;
• kontraksi pembuluh darah umbilikus;
• kontraksi sel-sel mioepitel (refleks ejeksi ASI)



v  Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH). untuk menyebabkan:
• peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah (khususnya diastolik) karena terjadinya vasodilatasi;
• retensi air.
• Catatan: Oksitosin dan hormon antidiuretik memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini sating tumpang-tindih.

Kerja oksitosin yang lain meliputi: kontraksi tuba uterina (Falopii) untuk membantu pengangkutan sperma; luteolisis (involusi korpus luteum); peranan neurotransmiter yang lain dalam sistem saraf pusat. Oksitosin disintesis di dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu dan selanjutriya, konsentrasi oksitosin—dan demikian pula aktivitas uterus—akan lebih tinggi pada malam harinya (Hirst et al, 1993).

·         Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh:
• persalinan. (Pelepasan endogenus oksitosin bersifat pulsatil. Kontrol umpan-balik yang positif dari persalinan akan mencapai puncaknya pada saat terjadi gelombang pelepasan oksitosin.
• stimulasi serviks, vagina atau payudara;
• estrogen yang beredar dalam darah;
• peningkatan osmolalitas/konsentrasi plasma;
• volume cairan yang rendah dalam sirkulasi darah,
• stres. Stres dalam persalinan dapat memicu partus presipitatus yang dikenal dengan istilah ‘refleks ejeksi fetus.’ Stres yang disebabkan oleh tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.

·         Pelepasan oksitosin disupresi oleh:
• alkohol. (Hal ini dapat mengganggu awal pemberian ASI);
• relaksin;
• penurunan osmolalitas (konsentrasi) plasma;
• volume cairan yang tinggi datum sirkulasi darah (Graves, 1996).



·         Mekanisme kerja Oksitosin, berada pada:
a.      Pada otot polos uterus.
Mekanisme kerja dari oksitosin belum diketahui pasti, hormon ini akan menyebabkan kontraksi otot polos uterus sehingga digunakan dalam dosis farmakologik untuk menginduksi persalinan. Sebelum bayi lahir pada proses persalinan yang timbul spontan ternyata rahim sangat peka terhadap oksitosin Dengan dosis beberapa miliunit permenit intra vena, rahim yang hamil sudah berkontraksi demikian kuat sehingga seakan-akan dapat membunuh janin yang ada didalamnya atau merobek rahim itu sendiri atau kedua-duanya.
Kehamilan akan berlangsung dengan jumlah hari yang sudah ditentukan untuk masing-masing spesies tetapi faktor yang menyebabkan berakhirnya suatu kehamilan masih belum diketahui. Pengaruh hormonal memang dicurigai tetapi masih belum terbukti. Estrogen dan progesterone merupakan factor yang dicurigai mengingat kedua hormon ini mempengaruhi kontraktilitas uterus. Juga terdapat bukti bahwa katekolamin turut terlibat dalam proses induksi persalinan.
Karena oksitosin merangsang kontraktilitas uterus maka hormon ini digunakan untuk memperlancar persalinan, tetapi tidak akan memulai persalinan kecuali kehamilan sudah aterm. Didalam uterus terdapat reseptor oksitosin 100 kali lebih banyak pada kehamilan aterm dibandingkan dengan kehamilan awal. Jumlah estrogen yang meningkat pada kehamilan aterm dapat memperbesar jumlah reseptor oksitosin. Begitu proses persalinan dimulai serviks akan berdilatasi sehinga memulai refleks neural yang menstimulasi pelepasan oksitosin dan kontraksi uterus selanjutnya. Faktor mekanik seperti jumlah regangan atau gaya yang terjadi pada otot, mungkin merupakan hal penting.

b.      Pada kelenjar mammae
Fungsi fisiologik lain yang kemungkinan besar dimiliki oleh oksitosin adalah merangsang kontraksi sel mioepitel yang mengelilingi mammae, fungsi fisiologik ini meningkatkan gerakan ASI kedalam duktus alveolaris dan memungkinkan terjadinya ejeksi ASI.
Reseptor membran untuk oksitosin ditemukan baik dalam jaringan uterus maupun mammae. Jumlah reseptor ini bertambah oleh pengaruh estrogen dan berkurang oleh pengaruh progesterone. Kenaikan kadar estrogen yang terjadi bersamaan dengan penurunan kadar progester6n dan terlihat sesaat sebelum persalinan mungkin bisa menjelaskan awal laktasi sebelum persalinan. Derivat progesterone lazim digunakan untuk menghambat laktasi postpartum pada manusia.

c.       Pada ginjal
ADH dan oksitosin disekresikan secara terpisah kedalam darah bersama neurofisinnya. Kedua hormon ini beredar dalam bentuk tak terikat dengan protein dan mempunyai waktu paruh plasma yang sangat pendek yaitu berkisar 2-4 menit. Oksitosin mempunyai struktur kimia yang sangat mirip dengan Vasopresin/ADH, sebagaimana diperlihatkan dibawah ini:

Cys-Tyr-Phe-Gln-Asn- Cys-Pro-Arg-Gly-NH2 : Arginin Vasopresin
Cys-Tyr-Phe-Gln-Asn- Cys-Pro-Lys -Gly-NH2 : Lisin Vasopresin
Cys-Tyr-Lie-Gln-Asn- Cys-Pro-Arg-Gly-NH2 : Oksitosin

Masing-masing hormon ini merupakan senyawa nono apeptida yang mengandung molekul sistein pada posisi 1 dan 6 yang dihubungkan oleh jembatan S—S. Sebagian besar binatang menpunyai Arginin Vasopresin, meskipun demikian hormon pada babi dan spesies lain yang terkait, mempunyai lisin yang tersubtitusi pada posisi 8. Karena kemiripan structural yang erat tersebut tidaklah mengherankan kalau oksitosin dan ADH masing-masing memperlihatkan sebagian efek yang sama/tumpang tindih.
Salah satu efek penting yang tidak diingini pada oksitosin adalah anti diuresis yang terutama disebabkan oleh reabsorbsi air. Abdul Karim dan Assali (1961) menunjukan dengan jelas bahwa pada wanita hamil maupun tidak hamil oksitosin mempunyai aktivitas anti diuresis. Pada wanita yang mengalami diuresis sebagai akibat pemberian air, apabila diberikan infus dengan 20 miliunit oksitosin permenit, biasnya akan mengakibatkan produksi air seni menurun. Kalau dosis ditingkatkan menjadi 40 miliunit permenit, produksi air seni sangat menurun. Dengan dosis yang sama apabila diberikan dalam cairan dekstorse tanpa elektrolit dalam volume yang besar akan dapat menimbulkan intoksikasi air. Pada umunnya kalau pemberian oksitosin dalam dosis yang relatif tinggi dalam jangka waktu yang agak lama maka lebih baik meningkatkan konsentrasi hormon ini dari pada menambah jumlah cairan dengan konsentrasi hormon yang rendah . Efek anti diuresis pemberian oksitosin intravena hilang dalam waktu beberapa menit setelah infus dihentikan. Pemberian oksitosin im dengan dosis 5-10 unit tiap 15-30 menit juga menimbulkan anti diuresis tetapi kemungkinan keracunan air tidak terlalu besar karena tidak desertakan pemberian cairan tanpa elektrolit dalam jumlah besar. Oksitosin dan hormon ADH memiliki rumus bangun yang sangat mirip , hal ini akan menjelaskan mengapa fungsi kedua hormon ini saling tumpang tindih. Peptida ini terutama dimetabolisme dihati, sekalipun eksresi adrenal ADH menyebabkan hilangnya sebagian hormon ini dengan jumlah yang bermakna dari dalam darah.
Gugus kimia yang penting bagi kerja oksitosin mencakup gugus amino primer pada sistein dengan ujung terminal –amino: gugus fenolik pada tirosin ; gugus tiga carboksiamida pada aspa-ragin, glutamin serta glisinamida; dan ikatan disulfida (s----s). Delesi atau subtitusi gugus ini pernah menghasilkan sejumlah analog oksitosin. Sebagai contoh penghapusan gugus amino primer bebas pada belahan terminal residu sistein menghasilkan desamino oksitosin yang memiliki aktivitas anti diuretika empat hingga lima kali lebih kuat dari pada aktivitas anti diuretika hormon oksitosin.

d.      Pada pembuluh darah
Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH) untuk menyebabkan penurunan tekanan darah khususnya diastolik karena vasodilatasi. Secher dan kawan-kawan (1978) selalu mendapatkan adanya penurunan tekanan darah arterial sesaat namun cukup nyata apabila pada wanita sehat diberikan 10 unit bolus oksitosin secara intravena kemudian segera diikuti kenaikan kardiak autput yang cepat. Mereka juga menyimpulkan bahwa perubahan henodinamik ini dapat membahayakan jiwa seorang ibu bila sebelumnya sudah terjadi hipovolemi atau mereka yang mempunyai penyakit jantung yang membatasi kardiak autput atau yang mengalami komplikasi adanya hubungan pintas dari kanan kekiri. Dengan demikian maka oksitosin sebaiknya tidak diberikan secara intravena dalam bentuk bolus, melainkan dalam larutan yang lebih encer, dalam bentuk infus atau diberikan suntikan intramuskular.











2)      MEKANISME KERJA STEROID

Hormon steroid bekerja melalui satu mekanisme dasar : penyatuan hasil sintesis protein yang baru diinduksi oleh hormon steroid dengan sel target.
Setelah hormon steroid di sekresi oleh kelenjar endokrin, 95 - 98% akan berada dalam sirkulasi atau terikat dengan protein transpor yang spesifik. 2 – 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel. Setelah berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang memiliki reseptor intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan. Ikatan antara hormon dengan reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja hormon pada jaringan target. Dengan demikian maka :
  • Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel target spesifik untuk reproduksi wanita seperti uterus dan payudara.
  • Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis mengandung reseptor androgen
  • Reseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh karena glukokortikoid diperlukan untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme dan stres.
Semua anggauta kelompok utama steroid seks (androgen, progestin dan estrogen) bekerja melalui rangkaian kerja serupa untuk menghasilkan respon seluler berupa :
  1. Pemindahan steroid ke dalam nukleus
  2. Pengikatan intra nuklear
  3. Mengaktivasi reseptor dari bentuk tidak aktif menjadi aktif
  4. Pengikatan kompleks reseptor-steroid ke elemen regulator dalam DNA (desoksiribunukleic acid)
  5. Transkripsi dan sintesis messenger asam ribonukleat (mRNA) yang baru
  6. Translasi mRNA dengan sintesis protein baru dalam sel.
Mekanisme kerja glukokortikoid dan mineralokortikoid berbeda dengan mekanisme kerja steroid seks. Keduanya terikat pada reseptor dalam sitoplasma sel. Kompleks reseptor-hormon secara berturutan dipindahkan ke nukleus dan akan berikatan dengan DNA.
 AGONIS dan ANTAGONIS
Potensi hormon steroid tergantung pada :
  1. Kombinasi antara afinitas reseptor dengan hormon atau obat tertentu
  2. Afinitas kompleks hormon-reseptor terhadap SRE-steroid reseptor element
  3. Efisiensi kompleks hormon-reseptor yang sudah aktif dalam mengatur transkripsi gen.
Molekul dengan afinitas tinggi terhadap reseptor dan yang kompleks hormon-reseptornya memiliki afinitas tinggi untuk SRE akan bekerja sebagai AGONIS terhadap senyawa induknya.
Molekul lain dengan afinitas tinggi terhadap reseptor, namun ikatan antara kompleks hormon-reseptor dengan SRE kurang efisien akan bekerja secara ANTAGONIS dengan senyawa induknya.
Tamoksifen adalah senyawa dengan campuran sifat agonis dan antagonis.
Tamoksifen adalah antiestrogen yang bekerja secara antagonis kuat terhadap reseptor estrogen pada payudara dan agonis pada uterus dan tulang.
Klomifen sitrat dapat digunakan untuk meng induksi ovulasi. Interaksi klomifen sitrat dengan reseptor estrogen hipofisis dan hipotalamus akan menghasilkan pengikatan reseptor tanpa disertai dengan stimulasi lanjutan yang efisien dari transkripsi gen yang berhubungan dengan estrogen. Hipotalamus mengenali keadaan ini sebagai keadaan hipoestrogen sehingga frekuensi denyut GnRH meningkat. Produksi FSH hipofisis akan di stimulasi dan menyebabkan meningkatkan kadar estrogen ovarium. Estrogen tersebut akan bekerja secara lokal untuk rekruitmen folikel ovarium agar ber ovulasi. Saat klomifen dihentikan, reseptor estrogen di hipotalamus siap berikatan kembali dengan estrogen dan memberikan respon SRE yang sesuai.
Hipotalamus dapat merespon secara normal terhadap kadar estrogen yang tinggi dalam sirkulasi serta lonjakan LH sehingga terjadi ovulasi.
HORMON STEROID DALAM SIRKULASI
Hormon steroid dalam sirkulasi berada dalam bentuk ikatan dengan protein yang spesifik. Hormon yang terikat oleh protein tidak menembus membran plasma sel. Hampir 70% testosteron dan estradiol dalam sirkulasi terikat dengan globulin β yang dikenal sebagai SHBG-sex hormon – binding globulin. 30% berada dalam ikatan yang longgar dengan albumin dan sebagian kecil ( 1 – 2 % ) dalam keadaan bebas dan dapat masuk kedalam sel.
Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan, hiperestrogenemia dan hipertiroidisme. Androgen, progestin, hormon pertumbuhan dan kortikoid akan menurunkan sintesa SHBG.
Perubahan konsentrasi SHBG akan mempengaruhi jumlah steroid dalam sirkulasi yang bebas dan tidak terikat sehingga mempengaruhi kerja biologis steroid dengan mengubah jumlah steroid yang bebas masuk kedalam sel.
METABOLISME STEROID
Kecuali progestin, androgen adalah prekursor obligat dari semua hormon steroid sehingga androgen dibuat di seluruh jaringan penghasil steroid termasuk testis, ovarium dan kelenjar adrenal. Androgen utama dalam sirkulasi pada pria adalah testosteron yang diproduksi testis. Kerja hormonal androgen dihasilkan secara langsung melalui pengikatan ke reseptor androgen atau secara tidak langsung setelah konversi menjadi DHT-dihydrotestosteron dalam jaringan target. Testosteron berkeja pada saluran genitalia interna janin laki laki dan otot untuk memacu pertumbuhan. Pada pria dewasa, DHT bekerja secara lokal untuk mempertahankan maskulinisasi genitalia eksterna dan cic seksual sekunder seperti rambut wajah dan pubis.
Jenis androgen lain pada pria adalah : androstenedione, androstenediol, dehidroepiandrosterone (DHEA) dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S).
Semua jenis androgen dijumpai dalam sirkulasi wanita, kecuali androstenedione, konsentrasi androgen pada wanita lebih sedikit dibanding pada pria. Androstenedione pada wanita berperan sebagai prohormon dan dikonversi dalam jaringan target menjadi testosteron, estron dan estradiol.
Estradiol (E2) adalah estrogen utama yang disekresi ovarium. Estron (E1 ) juga di sekresi oleh ovarium dalam jumlah banyak. Estriol ( E3) tidak dihasilkan oleh ovarium namun diproduksi dari estradiol dan estron di jaringan perifer, dari androgen plasenta ; estriol diperkirakan adalah metabolit kurang aktif dari estrogen.
Kelenjar adrenal merupakan sumber utama steroid seks pada pria dan wanita. Androgen adrenal berperan penting pada wanita pasca menopause.
Progestin dalam sirkulasi yang paling banyak adalah progesteron. Progesteron dihasilkan oleh ovarium,testis, plasenta dan kelenjar adrenal. 17-hidroksiprogesteron dari adrenal dan ovarium adalah jenis yang paling banyak dijumpai dalam sirkulasi.


EKSKRESI STEROID
Ekskresi Steroid terjadi melalui urine dan empedu. Sebelum di eleminasi, terjadi konjugasi sebagai sulfat atau glukoronida. Beberapa jenis konjugat dalam bentuk seperti DHEA-S di sekresi secara aktif.
Hormon yang di konjugasi tersebut berperan sebagai prekursor terhadap metabolit hormon aktif pada jaringan target yang memiliki enzim untuk melakukan hidrolisis ikatan ester yang terlibat dalam konjugasi.

3)      Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam hormon yang memiliki fungsi masing-masing. Semua hormon harus dalam porsi seimbang agar tidak menimbulkan efek buruk bagi tubuh.
Seperti dilansir dari Ehow, NLM, medicinenet, dan netdoctor, Senin (19/4/2010), dari ratusan hormon yang ada berikut 10 macam hormon terpenting dalam tubuh manusia, yaitu:

1. Melatonin
Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai antioksidan dan mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, tapi kelebihan maupun kekurangan hormon dapat berakibat buruk bagi tubuh.
Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati, gangguan mata, kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik, kebingungan, mengantuk, gangguan berbicara, gemetar, sakit kepala dan pusing.
Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom premenstruasi (PMS), katarak, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung (aritmia).
2. Serotonin
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini berfungsi mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.
Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya kesadaran.
Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan sakit punggung.

3. Tiroid
Hormon tiroid diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk peningkatan tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis protein.
Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan diare, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, menggigil, gugup, kejang perut, demam, sakit dada, atau kesulitan tidur.
Sedangkan kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan lelah, lesu, sembelit, nyeri sendi dan otot, ramput atau kuku tipis dan rapuh, kurang dorongan seksual, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung lambat, gangguan konsentrasi dan memori. Bahkan beberapa dapat menyebabkan depresi dan gangguan jiwa lainnya.
4. Adrenalin
Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis dari glikogen dalam hati, kerusakan lipid dalam sel lemak, serta menekan sistem kekebalan.
Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing, kelelahan, penurunan berat badan. Beberapa mengalami gangguan usus, peningkatan pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut.
5. Dopamin
Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat pelepasan prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior.
Kelebihan dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, sakit dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan warna kulit, sakit di kaki dan lengan.
Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan, motivasi rendah, kesulitan memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat, rendah libido dan impotensi, mudah lelah, berat badan cepat naik, dan mengalami gangguan tidur.
6. Gastrin
Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Kelebihan gastrin dapat menyebabkan penyakit gastrinoma yaitu tumor jinak.
7. Hormon pertumbuhan (HGH)
Hormon ini diproduksi di pituitari anterior, dan berfungsi merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel, melepaskan faktor pertumbuhan 1 mirip insulin dari hati.
Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor hipofisis yang jinak dan tumbuh secara perlahan. Juga dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan, tekanan saraf optik, kelebihan tulang rahang, jari tangan dan kaki, kelemahan otot, resistensiKinsulin. Bahkan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan berkurangnya fungsi seksual.
Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan tubuh pendek dan tertundanya kematangan seksual. Sedangkan pada orang dewasa kekurangan hormon pertumbuhan jarang terjadi, tapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan obesitas, penurunan massa otot dan pengurangan energi dan kualitas hidup.
8. Insulin
Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan glukosa, glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah.
Kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung tidak teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan. Kadang-kadang juga menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah).
Kekurangan insulin dapat menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus.

9. Testosteron
Hormon ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks pria. Hormon ini merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum, pertumbuhan jenggot, pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan peningkatan kepadatan tulang.
Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido berlebihan dan mudah marah. Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau kerusakan pada hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang menghambat sekresi hormon dan produksi testosteron (hipogonadisme).
Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah, kehilangan otot tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido, disfungsi ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria juga wanita.
10. Progesteron
Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir), anti-inflamasi, mengurangi kandung empedu kegiatan, normalisasi darah dan pembekuan pembuluh darah.
Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan tulang dengan osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon, ligamen dan kulit. Penyembuhan dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan penyembuhan dengan mengatur mielin, serta mencegah kanker endometrium dengan mengatur efek estrogen.
Kekurangan progesteron bisa membuat kecemasan, susah tidur, susah beristirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan dan payudara membengkak.


4)      Macam-macam steroid :
ü  KOLESTEROL : Hampir terdapat pada semua sel tubuh misal jaringan syaraf, konstituen utama membran & lipoprotein plasma. Terdapat pada lemak binatang, Tidak terdapat pada tumbuhan, Prekursor senyawa steroid lain.
ü  ERGOSTEROL : terdapat pada tumbuhan dan ragi, Prekursor vitamin D.
ü  KOPROSEROL/KOPROSTANOL : Terdapat dalam feses : reduksi ikatan rangkap pada kolesterol antara C5 dan C6 oleh bakteri usus.
ü  STEROL & STEROID LAIN : Asam empedu, hormon adrenokortex, hormon sex, vitamin D,glikosida jantung, sitosterol, alkaloid.
ü  PEROKSIDA LIPID: Lipid terekspose O2 > proses ransiditas makanan & proses kerusakan jaringan in vivo > penyebab kanker, inflamasi, aterosklerosis, proses ketuaan. Reaksi berantai > memberikan radikal bebas > peroksida > kerusakan jaringan, sehingga perlu antioksidan (alamiah dalam tubuh = vitamin E, vitamin C, asam urat, b-karoten)

v  Steroid seks semula jadi dibuat oleh:
·         gonad (ovari atau testis)
·         kelenjar adrenal; atau
·         tisu yang lain seperti hati atau lemak melalui penukaran steroid seks.

Jenis
Dalam banyak konteks, dua kelas utama steroid seks ialah androgen dan estrogen, dengan terbitan manusia yang paling penting masing-masing merupakan testosteron dan estradiol. Konteks yang lain termasuk progestagen sebagai kelas ketiga steroid seks yang berbeza daripada androgen dan estrogen. Progesteron ialah progestagen yang paling penting serta progestagen tunggal yang wujud secara semula jadi. Umumnya, androgen dianggap sebagai "hormon seks lelaki" kerana mereka mempunyai kesan pemaskulinan, manakala estrogen dan progestagen dianggap "hormon seks perempuan",[5] sungguhpun semua jenis wujud dalam setiap jantina, walau pada tahap yang berbeza.

v  Steroid seks termasuk:
a.      Estrogen (atau oestrogen)
Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol, estriol, dan estron.

·         Estradiol
Sejak menarche sampai menopause, estrogen utama adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron.

·         Estriol
Estriol merupakan estrogen pada manusia yang relatif lemah,merupakan produk metabolik estradiol dan estron yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada urine, khususnya selama kehamilan.

·         Estron
Estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen.
Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen. Estrogen digunakan sebagai bahan pil kontrasepsi dan juga terapi bagi wanita menopause.
Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara, dan kanker endometrium. Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan mengejawantah menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju proliferasi sel yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan genetika pada proses replikasi DNA oleh senyawa spesi oksigen reaktif yang teraktivasi oleh metabolit estrogen. Walaupun demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut dengan kapasitasnya berkompetisi dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi produksi globulin pengusung hormon seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasa sintesis estrogen.
Ketika mengalami katabolisme, estrogen akan membentuk berbagai senyawa intermediat yang disebut estrogen-katekol melalui 2 lintasan 2-hydroxylation dengan enzim CYP1A1 dan 4-hydroxylation dengan enzim CYP1B1, untuk dieliminasi dengan berbagai proses seperti metilasi dengan enzim catechol-o-methyltransferase, hidroksilasi, oksidasi, detoksifikasi, sulfinasi dengan enzim sulfotransferase, dan glusuronidasi dengan enzim UGT. Pada umumnya senyawa estrogen-katekol mempunyai waktu paruh yang pendek karena segera termetilasi menjadi 2-methoxyestradiol dan 4-methoxyestradiol. Senyawa estrogen-katekol dapat bersifat tumorigenik atau anti-tumorigenik, misalnya 4-hydroxyestradiol memiliki sifat hormonal dengan mengaktivasi pencerap estrogen, dan menginduksi adenokarsinoma pada endometrium. Sedangkan 2-methyoxyestradiol memiliki aktivitas antitumorigenik dengan menghambat proliferasi dan angiogenesis pada sel tumor.
b.      Progestagen        
Dua jenis progestagen antara lain yaitu:
·         progesteron
Hormon progestagen utama yang dilepaskan oleh korpus luteum, korteks adrenal, dan plasenta. Hormon ini berfungsi mempersiapkan uterus untuk menerima dan mengembangkan sel telur yang telah dibuahi melelui induksi transformasi endometrium dari stadium proliferatif menjadi stadium sekretorik. Progesteron dipakai sebagai progestin dalam pengobatan perdarahan uterin fungsional, abnormalitas siklus haid dan abortus iminens.

·         progestin
Awalnya, hormon karsa korpora lucca; sejak diisolasi dalam bentuk murninya, hormon ini kini dikenal dengan nama progestron. Agen progestasional alami atau sintetik tertentu disebut progestin.

c.       Androgen
Beberapa substansi, misalnya testosteron, yang memacu maskulinisasi. Steroid karbon disintesis oleh korteks adrenal yang berfungsi sebagai steroid lemah atau prekurson steroid; misalnya dehidroepiandrosteron.
Empat jenis Androgen dalam tubuh manusia, yaitu testosteron, androstenedion, dihidrotestosteron, dan dehidroepiandrosteron.

·         Testosteron
Hormon androgenik utama yang dihasilkan oleh sel interstisial (Leydig) testis sebagai respons terhadap rangsangan luteinizing hormone kelenjar hipofisis anterior; diduga bertanggung jawab atas regulasi sekresi gonadotropik, spermatogenesis, dan deferensiasi duktus wolffian. Juga bertanggung jawab atas karakteristik pria setelah konfersinya menjadi dihidrotestosteron. Disamping itu, testosteron memiliki khasiat anabolik protein digunakan pada pengonbatan hipogonadisme, kriptorkiasme, dan gejala klimakterium pria, serta untuk terapi paliatif kanker payudara.
·         Androstenedion
Androgen, dilibatkan dalam pengaturan sekresi gonadotropin, metabolit dihidroksites-tosteron yang terbentuk dalam jaringan perifer, digunaka untuk menentukan aktifitas androgen perifer.
·         Dihidrotestosteron
Hormon androgenik yang terbentuk di jaringan perifer melalui kerja enzim 5 alfa-reductase pada testosteron; dianggap merupakan androgen yang bertanggung jawab terhadap virilisasi somatik selama embriogenesis, untuk perkembangan sifat kelelakian sekunder pada masa pubertas dan untuk fungsi seksual lelaki dewasa.
·         Dehidroepiandrosteron
Androgen, C19H28O2, ditemukan pada air seni orang normal dan disintesis dari kolesterol; disingkat DHA

5)      Macam-macam kelenjar endokrin antara lain:

1. Kelenjar Hipofisis (Kelenjar Pituitari)

Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terbesar. Kelenjar ini disebut master of gland karena mempengaruhi aktivitas kelenjar yang lain.
Kelainan hormon ini ada 2 macam yaitu hipersekresi misalnya gigantisme dan hiposekresi misalnya kekerdilan (kretinisme). Hipersekresi pada orang dewasa menyebabkan terjadinya akromegali yaitu tulang bengkak ke samping.
Hipofisis terbagi menjadi tiga lobus, masing-masing lobus mengeluarkan beberapa hormon yang berlainan.
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah Tabel 9.4 berikut.

Tabel 9.4 Jenis-Jenis Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Hipofisis
Lobus Kelenjar Hipofisis
Hormon
Fungsi
a. Lobus anterior
• Tiroksin (TSH)
• Merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin




• Adenokortikotropin (ACTH)
• Merangsang korteks adrenal untuk memproduksi kortikosteroid




• Follicle Stimulating Hormone (FSH)
• Memacu perkembangan tubulus seminiferus dan spermatogenesis.




• Luteinizing Hormone (LH)
• Menstimulasi estrogen

• Interstitial Cell Stimulating
• Menstimulasi testis untuk berkembang dan

Hormone (ICSH)
menghasilkan testosteron

• Prolaktin (TH)/Laktogen
• Menstimulasi sekresi air susu oleh kelenjar susu

b. Intermedia

• Somatotrof (STH)

• Merangsang pertumbuhan tulang

• Melanosit stimulating
• Mengatur penyuburan pigmen pada sel-sel

hormone (MSH)
melanofor kulit sehingga mempengaruhi perubahan warna kulit



c. Posterior
• Oksitosin
• Membantu merangsang kontraksi otot pada uterus

• Vasopresin/antidiuretik hormone
• Mencegah kadar air dalam tubuh sehingga men-

(ADH)
cegah pembentukan urine dalam jumlah banyak

2. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Keistimewaan kelenjar tiroid dibanding kelenjar endokrin yang lain yaitu kaya pembuluh darah. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin, triidotironin, dan kalsitonin. Untuk mengetahui peran ketiga hormon tersebut, perhatikan Tabel 9.5 berikut ini.
Tabel 9.5 Jenis-Jenis Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Tiroid
Kelenjar
Hormon
Berperan dalam
Tiroid
• Tiroksin
• Proses metabolisme


• Pertumbuhan fisik


• Perkembangan mental


• Kematangan seks


• Mengubah glikogen menjadi gula


dalam hati

• Triidotironin
• Distribusi air dan garam dalam


tubuh (sama dengan peran


hormon tiroksin)

• Kalsitonin
• Menjaga keseimbangan kalsium


dalam darah

Hiposekresi kelenjar tiroid mengakibatkan gejala kemunduran pada fisik (kretinisme) dan mental terutama pada masa anak-anak. Hiposekresi kelenjar tiroid pada orang dewasa mengakibatkan miksodema dengan ciri-ciri kegemukan (obesitas) dan kecerdasan menurun. Sebaliknya, jika terjadi hipersekresi kelenjar ini dapat mengakibatkan hiperaktif, tetapi badan kurus (morbus basedowi) dengan tanda-tanda gugup, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, mulut ternganga, mata lebar (eksoftalmus), meningkatnya metabolisme dan emosional.




3. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar ini berperan dalam mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini adalah parathormon yang berfungsi mengendalikan kadar kalsium dalam darah.


Pelajari dengan saksama Gambar 9.10 di bawah untuk mengetahui dengan jelas peranan kelenjar paratiroid dalam mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Coba diskusikan dengan teman sebangku Anda.
Hiposekresi kelenjar ini mengakibatkan kadar kalsium dalam darah menurun dan mengakibatkan kejang-kejang otot (tetani). Sebaliknya, hipersekresi kelenjar ini mengakibatkan kadar kalsium dalam darah meningkat sehingga menyebabkan kelainan pada tulang seperti rapuh, abnormal, dan mudah patah. Kelebihan kalsium darah mengakibatkan terjadi endapan dalam ginjal atau menderita batu ginjal.

4. Kelenjar Adrenal (Kelenjar Anak Ginjal)
Kelenjar ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kulit (korteks) dan bagian dalam (medula). Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini beserta fungsinya dapat dilihat dalam Tabel 9.6 berikut.
Tabel 9.6 Jenis Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Adrenal
Bagian Kelenjar Adrenal
Hormon
Fungsi
• Korteks
• Korteks mineral
• Menyerap natrium darah


• Mengatur reabsorpsi air pada ginjal

• Glukokortikoid
• Menaikkan kadar glukosa darah


• Pengubahan protein menjadi glikogen di hati


• Mengubah glikogen menjadi glukosa

• Androgen
• Membentuk sifat kelamin sekunder pria
• Medula
• Adrenalin/epineprin
• Mengubah glikogen dalam otot menjadi glukosa (dalam darah)




Kelainan hipersekresi kelenjar adrenal pada wanita mengakibatkan virilisme, yaitu timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder pada pria dan wanita. Sebaliknya, sekresi yang rendah atau hipofungsi kelenjar adrenal menimbulkan penyakit addison. Penyakit ini ditandai dengan kulit menjadi merah dan selalu mengakibatkan kematian.

5. Kelenjar Pankreas (Kelenjar Langerhans)
Pada pankreas tersebar kelompok kecil sel-sel yang kaya pembuluh darah, disebut pulau Langerhan. Hormon yang dihasilkan pankreas beserta fungsinya dijelaskan dalam Tabel 9.7 berikut.

Tabel 9.7 Jenis-Jenis Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Pankreas
Kelenjar
Hormon
Fungsi
Efek
Pankreas
•Insulin


•Glukogen
•     Mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di hati
•     Mengubah glikogen menjadi glukosa
•Menurunkan kadar gula darah

•Meningkatkan kadar gula darah

Hiposekresi hormon insulin mengakibatkan sakit kencing manis (diabetes mellitus), yaitu meningkatnya kadar gula darah.
6. Kelenjar Gonad

Kelenjar ini dibedakan menjadi kelenjar gonad pada wanita dan kelenjar gonad pada pria. Hormon yang dihasilkan kelenjar ini dapat dilihat dalam Tabel 9.8 berikut.

Tabel 9.8 Jenis Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Gonad pada Wanita dan Pria
Kelenjar Gonad
Hormon
Berperan Dalam
 1) Ovarium pada wanita




2) Testis pada pria
•Estrogen


•Progesteron

•Testosteron
•     Menentukan ciri per­tumbuhan kelamin sekunder
•    
Penebalan dan per­baikan dinding uterus
•    
      Menentukan ciri per­tumbuhan kelamin sekunder

 Hiposekresi kelenjar gonad pada wanita mengakibatkan gangguan pada menstruasi dan timbulnya tumor.

7. Kelenjar Timus

Kelenjar timus berfungsi untuk membentuk hormon thymosin yang berperan dalam sistem imun (kekebalan).

Anda telah mempelajari sistem hormon yang disekresi oleh kelenjar endokrin. Sistem hormon akan bekerja sama dengan sistem saraf membentuk sistem koordinasi. Lalu, bagaimana hubungan antara sistem saraf dan hormon?

Apabila Anda sedang menyeberang jalan dan tiba-tiba ada sebuah mobil yang menuju ke arah Anda, apa yang Anda lakukan? Mungkin Anda berlari secepatnya untuk menghindar. Bahkan mungkin Anda dapat melompati selokan yang lebar itu.

Padahal dalam keadaan normal, Anda tidak mungkin dapat berlari sekencang saat Anda menghindar dari kecelakaan tersebut, apalagi untuk melompati selokan. Mengapa hal itu dapat terjadi?

Kemampuan yang muncul secara spontan dan menghasilkan energi yang luar biasa pada seseorang dapat disebabkan oleh rasa takut terhadap sesuatu. Rasa takut dapat meningkatkan pengeluaran hormon adrenalin, sehingga akan dihasilkan energi yang besar. Namun, hormon ini dapat bekerja setelah ada stimulus dari saraf. Keputusan untuk lari dipengaruhi oleh pertimbangan secara sadar (saraf sadar) bahwa keadaan sedang berbahaya.

Sistem saraf dan sistem endokrin merupakan dua bagian yang tidak terpisahkan. Bukan saja karena sistem endokrin ada di bawah pengaruh sistem saraf, tetapi juga banyak sel saraf yang mengkhususkan diri dalam sekresi atau menyimpan neurohormon yang berperan mengaktifkan beberapa sel efektor.